13. Secangkir Teh Menuju Yogyakarta
Hey, kamu yang sedang menyeruput teh hangat.
Yang kerap mengenakan hijab berwarna cokelat.
Acapkali ku tatap lekat.
Erat-erat.
Dodo, 2018.
Sebelum jam setengah sepuluh pagi, mobil elf yang membawa kami dari Bromo akhirnya tiba di Rumah Makan Bromo Asri. Saat itu, kami semua belum sarapan. Walau perut telah keroncongan, mayoritas dari kami memilih untuk mandi terlebih dahulu. Ya, badan kami telah basah oleh keringat sejak dari tadi. Sungguh tidak nyaman. Setelah itu, akhirnya kami semua sarapan sekaligus dijamak makan siang. Kemudian, kami kembali naik ke bus melanjutkan perjalanan. Tujuan selanjutanya adalah provinsi yang istimewa; Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rute perjalanan menuju Yogyakarta |
Kami telah memasukki wilayah Kabupaten Sidoarjo, waktu Zhuhur di sini sekitar pukul 11.20 WIB. Hari ini adalah Jumat, kami harus melaksanakan sholat Jumat. Apabila menemukan masjid di pinggir jalan, kami memasukkinya.
Singkat cerita, sholat Jumat selesai jam setengah satu siang. Kemudian kami langsung sholat Ashar jama' qoshor dua rakaat. Setelah itu, teman-teman langsung menuju bus. Aku tidak. Kenapa? Aku menuju toilet untuk buang air besar!
Suhu air di Sidoarjo masih mirip dengan Bromo, dingin. Tapi tidak sama persis dinginnya. Mungkin, suhunya mirip dengan Bandung.
Oh ya, karena keasyikkan BAB di toilet, teman-teman menungguku semua di bus. Bus baru berangkat ketika aku telah selesai menunaikan hajat. Ketika aku masuk bus, salah seorang dosen nyeletuk, "Bukan nunggui kau be, Do!".
Praktis, aku tersenyum kecut mendengar ucapannya, sambil dak kelemakkan.
Suhu air di Sidoarjo masih mirip dengan Bromo, dingin. Tapi tidak sama persis dinginnya. Mungkin, suhunya mirip dengan Bandung.
Oh ya, karena keasyikkan BAB di toilet, teman-teman menungguku semua di bus. Bus baru berangkat ketika aku telah selesai menunaikan hajat. Ketika aku masuk bus, salah seorang dosen nyeletuk, "Bukan nunggui kau be, Do!".
Praktis, aku tersenyum kecut mendengar ucapannya, sambil dak kelemakkan.
Selepas kejadian sholat Jumat tadi, tak ada lagi hal yang menarik. Banyak yang beristirahat seperti biasa. Main hape sambil menikmati pemandangan sekitar, hingga banyak yang tertidur dengan iringan lagu dangdut dari dalam bus.
Bagaimana dengan makan siang kami?
Seperti sarapan tadi, makan siang pun dijamak dengan makan malam. Kami baru makan siang di sore hari. Sekitar pukul empat sore, di lokasi yang sama seperti beberapa hari lalu. Di sebuah restoran di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Menu makanan dan minumannya juga tak jauh berbeda. Aku memutuskan untuk minum secangkir teh, seperti gambar yang ada di awal tadi.
Seperti sarapan tadi, makan siang pun dijamak dengan makan malam. Kami baru makan siang di sore hari. Sekitar pukul empat sore, di lokasi yang sama seperti beberapa hari lalu. Di sebuah restoran di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Menu makanan dan minumannya juga tak jauh berbeda. Aku memutuskan untuk minum secangkir teh, seperti gambar yang ada di awal tadi.
Lagi-lagi, tidak ada hal yang menarik untuk diceritakan. Sama seperti tadi siang, kami hanya duduk manis di dalam bus selama beberapa jam.
Sekitar jam delapan malam, kami mendapat nasi box. Makan malam kali ini dilakukan di dalam bus. Ada yang langsung memakannya. Ada pula yang masih kenyang, memilih untuk dimakan nanti ketika sampai di hotel. Yaps, akhirnya kami bisa tidur di hotel lagi ketika di Yogyakarta. Setelah beberapa hari kemarin hanya tidur di bus.
Kami telah memasukki area kota Yogyakarta, setelah berjam-jam di dalam bus. Pemandangan jalanan yang dilalui ketika telah dekat dengan hotel begitu penuh dengan cafe. Padahal sudah hampir larut malam, tapi masih saja ramai. Banyak bule yang terlihat nongkrong di sana.
Finally, pukul setengah dua belas malam kami tiba di hotel Pandanaran Yogyakarta.
Saatnya ber-istri-rahat, eh, beristirahat!
Tags:
KKL
Perjalanan
8 komentar
Salfok ke layout. Kayaknya tema dan header blog kak dodo baru ya? Wkwk lebih enak dipandang mata.
BalasHapusOh ya tulisan kak Dodo yang ini terasa lebih deskpritif. Mungkin karena tidak ada ke abnormalan yang diceritakan.
Menunggu tulisan berikutnya untuk melihat betapa istimewanya Jogja.
Pengen ke jogja euy.. ditunggu destinasi selanjutnya kakak. Mantep lah ejaannya begitu diperhatikan.
BalasHapusDuh makin gak sabar sih pengin ke Yogya.... :(
BalasHapusHikmah dari cerita ini adalah. Janganlah buang air besar saat dalam perjalanan. Kasian yang nungguin 😅
BalasHapuskak tiap pekan jngan cerita kkl terus lah, bosen aku bacanya wkwk
BalasHapusGak sholatnya aja yang dijamak, ternyata makannya juga dijamak ya kak hihi
BalasHapusDulu pernah ke jogja, hanya saja cuman tempat istirahat doang, jadi gak sempet menulusuri istimewanya jogja. Tapi, Alhamdulillah nya masih bisa temu alumni sekolah reski dulu di UGM sama UNY. Asyikk, lanjutkan kak tulisannya, belum kompleks nih tentang jogjanya hehe
Wkwk lawak emang sih.. tapi emang udah ciri khas. Eh btw udah bisa ngatur layout blog? Wkwk
BalasHapusJogja emang ga ngebosesnin. Kepengen datang lagi. Makan sate di Maioboro yang 15K-20K dan wedang jahenya yang nikmat hhmm... :)
BalasHapus